Rabu, 29 Agustus 2012

Analisis Kritis

REVIEW (ANALISIS KRITIS JURNAL)

Oleh:  Robin Ginting (8126173027)

Program Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unimed

A.    TOPIK YANG DIBAHAS
Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang (Actinophloeus macarthurii Becc.) akibat Perendaman  Biji dalam Lumpur
B.    Bibliografi Penulis   
 Sujarwati,  Santosa

C.    Jurnal   
Volume 2(6) : hal 99-103 Pebruari 2004

D.    Fakta-Fakta yang Terungkap
Palem Jepang (Actinophloeu macarthurii Becc.) merupakan salah satu jenis palem yang berpotensi sebagai tanaman hias. Palem jepang tumbuh berumpun, tajuknya indah dengan daun menyirip, apalagi bila buahnya telah masak berwarna merah.
Beberapa perlakuan yang biasa digunakan untuk mempercepat perkecambahan palem ( pematahan dormansi ) adalah perendaman biji dalam GA3100 ppm selama 72 jam pada Archontophoenix alexandrae  (Nagao & Sakai 1979), kombinasi skarifikasi dan perendaman dalam GA3100 ppm pada  Archontophoenix alexandrae  dan  Ptychospermae macharthurii    (Nagao    et al, 1980), peretasan kulit dan perendaman biji dalam GA3  2000 ppm selama 48 jam pada Licuala grandis (Soedjono & Suskandari 1997), perendaman dalam air selama 72 jam pada palem merah (Crytotachys lakka Becc.) (Natasasmita 1996), perendaman biji dalam larutan  KNO3 0,2% pada  Roystonea regia  (Rinzani 1998), serta perendaman dengan asam sulfat 96% selama  30 menit pada palem Chamaedorea seifrizii (Daquinta et al, 1996). Perendaman biji dalam lumpur selama 2 dan 4 hari, dalam air selama 2 dan 4 hari, serta dalam HCl pekat selama 5, 10, dan 15 menit menunjukkan bahwa perendaman dalam lumpur selama 4 hari memberikan nilai    rata-rata persentase perkecambahan tertinggi dibandingkan perlakuan  lainnya.
Di alam, dormansi karena kulit biji yang keras dapat dipatahkan melalui perusakan kulit biji oleh mikroorganisme yang terdapat di tanah (Bewley & Back 1982). Pada perlakuan perendaman biji dalam lumpur, diduga mikroorganisme yang terdapat dalam lumpur turut berperan dalam pematahan dormansi biji palem. Pada tanah tergenang (termasuk lumpur), ruang antar partikel tanah jenuh dengan air, konsentrasi oksigen dalam tanah berkurang, sehingga hanya mikroorganisme anaerob yang dapat tumbuh (Black 1999). Semakin dalam biji direndam, kondisi di sekitar biji akan semakin anaerob.
Perbedaan kedalaman perendaman berakibat pada ketersediaan oksigen. Semakin dalam perendaman, kondisi semakin anaerob. Pengaruh kondisi anaerob dalam memacu perkecambahan biji juga ditemui pada biji apel dan bunga matahari. Ada beberapa dugaan mekanisme kondisi anaerob dalam memacu perkecambahan biji dorman. Kondisi anaerob biasanya menyebabkan peningkatan produksi etanol melalui proses fermentasi. Akumulasi etanol dapat memecahkan dormansi pada beberapa biji (Corbineau & Come 1995). Hal ini juga didukung penelitian Bewley & Back (1982) bahwa pemberian etanol eksogen dapat memecahkan dormansi biji.
Perlakuan perendaman biji dalam lumpur dapat mempercepat waktu awal berkecambah. Perkecambahan pada biji yang mendapat perlakuan  perendaman dalam lumpur teramati mulai minggu ke 6. Sedangkan pada kontrol, perkecambahan mulaiteramati pada minggu ke 11. Hasil ini sesuai dengan  penelitian Juhaeti & Rahayu (1990). Pada palem Roystonea elata Bartr. Harper, perlakuan perendaman biji dalam lumpur selama 4 hari memberikan nilai rata-rata persentase  perkecambahan tertinggi dibandingkan perlakuan perendaman dalam air selama 2 dan 4 hari, serta dalam HCl pekat selama 5, 10, dan 15 menit.
Sterilisasi pada lumpur yang digunakan untuk perendaman biji, tidak berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan palem jepang. Perbedaan kedalaman perendaman biji dalam lumpur berpengaruh terhadap persentase dan kecepatan perkecambahan palem jepang.

E.    Fakta-Fakta yang Belum Terungkap
Pada jurnal ini penulis hanya melakukan perlakuan pematahan dormansi dengan perlakuan perendaman biji palem jepang di lumpur. Sementara pematahan dormansi biji tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: perlakuan mekanis yaitu skarifikasi, perlakuan dengan suhu, perlakuan dengan cahaya dan perlakuan dengan zat kimia yang lain.

F.    Pertanyaan Yang Muncul
Apakah metode pematahan dormansi pada palem jepang lebih cepat  dengan perlakuan perendaman di dalam lumpur dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

G.    Refleksi Diri
Membaca dan memahami isi jurnal ini memberi wawasan bagi penulis untuk lebih memahami metode pematahan dormansi pada biji, dengan mengetahui berbagai metode pematahan dormansi pada biji, para peneliti/petani  dapat melakukannya agar proses perkecambahan dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar