Jumat, 11 Januari 2013


PENGEMBANGAN STRATEGI MODEL NHT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI










Oleh

Robin Ginting
(8126173027)
Kelas Biologi A-1



Untuk memenuhi tugas mata kuliah  Kurikulum
Dosen Pengampu Dr.Ely Djulia, M.Pd


PPS PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
A. Latar Belakang
Latar belakang penulis mengembangkan strategi pembelajaran model kooperatif tife Number Head Together (NHT) karena melihat fenomena yang terjadi sekarang, khususnya pada pembelajaran IPA biologi umumnya pada materi pelajaran lainnya, yang terjadi sekarang, di daerah pembelajaran biologi terasa kering dan kaku karena pembelajarannya bersifat hapalan peserta didik hanya selalu siap untuk menerima konsep-konsep yang telah jadi yang diberikan oleh guru sehingga mereka kurang mengembangkan proses berfikir. Peserta didik tidak merasakan keterlibatan penalaran dalam mempelajari konsep-konsep biologi, Padahal hakekat belajar mengajar yang lebih progresif berbeda dengan hakekat belajar tradisional, pada pola tradisional kegiatan belajar mengajar lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke peserta didik (Teacher Centered instruction), pandangan ini mendorong guru untuk memerankan diri sebagai “penceramah ulung”, belajar mengajar hanya diibaratkan seperti halnya menuangkan air dari teko kedalam gelas kosong, otak siswa dianggap sebagai gelas kosong yang tidak berisi dan siap menerima materi apa pun yang diberikan oleh gurunya. Padahal menurut pandangan konstruktivisme bahwa peserta didik di dalam otaknya tidak seperti halnya gelas kosong tetapi sudah berisi pengetahuan baik konsep, data maupun fakta yang tersusun sedemikian rupa sehingga menurut pandangan ini tugas guru adalah memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan lama dan memperbaiki yang sudah tidak sesuai. Teori ini menjadi suatu strategi konstruktivis atau pengajaran yang berpusat pada peserta (student centered instruction). Di dalam kelas peran guru adalah membantu peserta menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.
Salah satu solusi untuk memecahkan masalah kering dan kakunya pembelajaran biologi, penulis mencoba mengembangkan strategi model pembelajaran kooperatif tife Number Head Together (NHT) yang telah dicoba dilaksanakan di dalam kelas dan dapat dirasakan keberhasilan baik perubahan tingkah laku peserta didik maupun dalam hasil penilaian. Pengembangan yang penulis lakukan pada strategi model NHT ini tentu saja beda dengan NHT yang biasa terutama pada tahaf sewaktu guru memberikan umpan balik untuk mendapatkan jawaban dari siswa.
B.      Tujuan
Tujuan dari pengembangan model pembelajaran NHT ini pada pembelajaran biologi ini adalah : (a). Dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dalam membantu untuk memahami kosep-konsep yang sulit, juga meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. (b). Penerimaan perbedaan individu artinya ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembealajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama. (c). Pengembangan keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki dalam masyarakat di mana sebagian besar kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.
C.     Pengertian Belajar
Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan perkembangan teknologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh setiap orang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. (Rifai, 2009)
Menurut Gage dan Berliner (dalam Rifai, 2009:82) belajar adalah “proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.” Selanjutnya Morgan et.al (dalam Rifai, 2009:82) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman”. Sedangkan Slavin (dalam Rifai, 2009:82) menyatakan “bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Kemudian Gagne (dalam Rifai, 2009:82) mendefinisikan “belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.”
Sedangkan Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
D.    Model Pembelajaran
Pemilihan suatu model pembelajaran sangat bergantung pada tujuan yang akan dicapai guru . Pemilihan model dan metode pembelajaran juga berkaitan dengan strategi pembelajaran. Menurut Amin Suyitno (2011:26) strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Sedangkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik. Di sekolah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya. Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para peserta didiknya. Metode, adalah cara guru dalam menyampaikan materi bahan ajar. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu pola atau tindakan pembelajaran tertentu yang diterapkan guru agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Buku terbitan Depdiknas (2004:II-4) menuliskan bahwa, suatu tindakan pembelajaran disebut sebagai model pembelajaran jika memiliki 4 ciri. Keempat ciri tersebut adalah (1) ada rasional teoretik yang logis atau kajian ilmiah yang disusun oleh penemunya atau ahlinya, (2) ada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tindakan pembelajaran tersebut, (3) ada tingkah laku pembelajaran yang khas (ada sintaksnya atau ada urutan tindakan pembelajarannya) yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, dan (4) diperlukan lingkungan belajar yang spesifik, agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
E.     Definisi NHT
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1992). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
Menurut Iqbal Ali (2010), model pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Menurut Kagan, model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
F.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : (1). Hasil belajar akademik stuktural, Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. (2). Pengakuan adanya keragaman, Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.(3). Pengembangan keterampilan social, Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : (a). Pembentukan kelompok (b) Diskusi masalah (c) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah. Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : (1). Rasa harga diri menjadi lebih tinggi (2) Memperbaiki kehadiran (3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar (4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil (5) Konflik antara pribadi berkurang (6) Pemahaman yang lebih mendalam (7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (8) Hasil belajar lebih tinggi.
Secara sistematis langkah-langkah pada model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. (2) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama. (3)  Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. (4) Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut nomor dari masing-masing anggota kelompok untuk menjawab.(5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (6) Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai dari skor yang diperoleh.
G.    Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT
Menurut Reikson Panjaitan (2008), kelebihan dan kelemahan model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: Kelebihan (a) Setiap siswa menjadi siap semua. (b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. (c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan (a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. (b)  Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. (c) Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur kegiatan kelompok.
H.    Simpulan
Dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subyek bukan obyek dan belajar lebih dipentingkan daripada mengajar. Disamping itu siswa ikut berpartisipasi ikut mencoba dan melakukan sendiri yang sedang dipelajari. Sedangkan dalam pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran aktif, fungsi guru adalah menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa berkembang secara optimal.
Penerapan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik karena siswa yang senantiasa menyelesaikan soal-soal latihan akan dapat menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru secara baik.


Daftar Pustaka

Ani,Tri C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:             Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 1983. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan. 1991. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together), (Online),
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-            together/. Diakses tanggal 24 Nopember 2011.
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka             Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar