PENGEMBANGAN STRATEGI
MODEL NHT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Oleh
Robin
Ginting
(8126173027)
Kelas
Biologi A-1
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum
Dosen
Pengampu Dr.Ely Djulia, M.Pd
PPS PENDIDIKAN
BIOLOGI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
A. Latar Belakang
Latar belakang penulis mengembangkan strategi pembelajaran
model kooperatif tife Number Head Together (NHT) karena melihat fenomena yang
terjadi sekarang, khususnya pada pembelajaran IPA biologi umumnya pada materi
pelajaran lainnya, yang terjadi sekarang, di daerah pembelajaran biologi terasa
kering dan kaku karena pembelajarannya bersifat hapalan peserta didik hanya
selalu siap untuk menerima konsep-konsep yang telah jadi yang diberikan oleh
guru sehingga mereka kurang mengembangkan proses berfikir. Peserta didik tidak
merasakan keterlibatan penalaran dalam mempelajari konsep-konsep biologi,
Padahal hakekat belajar mengajar yang lebih progresif berbeda dengan hakekat
belajar tradisional, pada pola tradisional kegiatan belajar mengajar lebih
sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke peserta didik (Teacher Centered instruction), pandangan
ini mendorong guru untuk memerankan diri sebagai “penceramah ulung”, belajar
mengajar hanya diibaratkan seperti halnya menuangkan air dari teko kedalam
gelas kosong, otak siswa dianggap sebagai gelas kosong yang tidak berisi dan
siap menerima materi apa pun yang diberikan oleh gurunya. Padahal menurut
pandangan konstruktivisme bahwa peserta didik di dalam otaknya tidak seperti
halnya gelas kosong tetapi sudah berisi pengetahuan baik konsep, data maupun
fakta yang tersusun sedemikian rupa sehingga menurut pandangan ini tugas guru
adalah memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru
yang berlawanan dengan aturan lama dan memperbaiki yang sudah tidak sesuai.
Teori ini menjadi suatu strategi konstruktivis atau pengajaran yang berpusat
pada peserta (student centered
instruction). Di dalam kelas peran guru adalah membantu peserta menemukan
fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah
atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.
Salah satu solusi untuk memecahkan masalah kering dan
kakunya pembelajaran biologi, penulis mencoba mengembangkan strategi model
pembelajaran kooperatif tife Number Head
Together (NHT) yang telah dicoba dilaksanakan di dalam kelas dan dapat
dirasakan keberhasilan baik perubahan tingkah laku peserta didik maupun dalam
hasil penilaian. Pengembangan yang penulis lakukan pada strategi model NHT ini
tentu saja beda dengan NHT yang biasa terutama pada tahaf sewaktu guru
memberikan umpan balik untuk mendapatkan jawaban dari siswa.
B. Tujuan
Tujuan dari pengembangan model pembelajaran NHT ini pada
pembelajaran biologi ini adalah : (a). Dapat mengembangkan kemampuan akademik
siswa dalam membantu untuk memahami kosep-konsep yang sulit, juga meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. (b). Penerimaan perbedaan individu
artinya ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembealajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama. (c).
Pengembangan keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat
penting untuk dimiliki dalam masyarakat di mana sebagian besar kerja orang
dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain di mana
masyarakat secara budaya semakin beragam.
C. Pengertian
Belajar
Sebagian
besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana
perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan perkembangan
teknologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu tindakan
terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan belajar menurut
sudut pandang mereka.
Belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh setiap orang.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu
dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu
memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses
psikologis. (Rifai, 2009)
Menurut Gage
dan Berliner (dalam Rifai, 2009:82) belajar adalah “proses dimana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.” Selanjutnya
Morgan et.al (dalam Rifai, 2009:82) menyatakan bahwa “belajar merupakan
perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman”. Sedangkan Slavin (dalam Rifai, 2009:82) menyatakan “bahwa belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Kemudian Gagne
(dalam Rifai, 2009:82) mendefinisikan “belajar merupakan perubahan disposisi
atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.”
Sedangkan
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah
mengalami kegiatan belajar. Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu :
(a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan
cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada
kurikulum sekolah.
D. Model
Pembelajaran
Pemilihan
suatu model pembelajaran sangat bergantung pada tujuan yang akan dicapai guru .
Pemilihan model dan metode pembelajaran juga berkaitan dengan strategi
pembelajaran. Menurut Amin Suyitno (2011:26) strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Sedangkan
pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta
didik dengan peserta didik. Di sekolah, tindakan pembelajaran ini dilakukan
nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya. Jadi, pada prinsipnya strategi
pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para peserta
didiknya. Metode, adalah cara guru dalam menyampaikan materi bahan ajar.
Sedangkan model pembelajaran adalah suatu pola atau tindakan pembelajaran
tertentu yang diterapkan guru agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar
yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Buku terbitan
Depdiknas (2004:II-4) menuliskan bahwa, suatu tindakan pembelajaran disebut
sebagai model pembelajaran jika memiliki 4 ciri. Keempat ciri tersebut adalah
(1) ada rasional teoretik yang logis atau kajian ilmiah yang disusun oleh
penemunya atau ahlinya, (2) ada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui
tindakan pembelajaran tersebut, (3) ada tingkah laku pembelajaran yang khas
(ada sintaksnya atau ada urutan tindakan pembelajarannya) yang diperlukan oleh
guru dan peserta didik, dan (4) diperlukan lingkungan belajar yang spesifik, agar
tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
E. Definisi NHT
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan
kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari
berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1992). Model NHT adalah
bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan
sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan
tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab
pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan
dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
Menurut Iqbal Ali (2010), model pembelajaran NHT adalah
suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas. Menurut Kagan, model pembelajaran NHT ini
secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga
siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak
langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan
cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif
dalam pembelajaran.
F. Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan
untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya
kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan
belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa,
yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim
(2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : (1). Hasil belajar akademik
stuktural, Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. (2). Pengakuan adanya keragaman, Bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.(3). Pengembangan
keterampilan social, Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah
yaitu : (a). Pembentukan kelompok (b) Diskusi masalah (c) Tukar
jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim
(2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2.
Pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis
kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan
nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing
kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki
buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah. Dalam
kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau
pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan. Guru
bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh
Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : (1). Rasa harga diri
menjadi lebih tinggi (2) Memperbaiki kehadiran (3) Penerimaan terhadap individu
menjadi lebih besar (4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil (5) Konflik
antara pribadi berkurang (6) Pemahaman yang lebih mendalam (7) Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (8) Hasil belajar lebih tinggi.
Secara sistematis langkah-langkah pada model pembelajaran
NHT adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. (2) Guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa,
setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama. (3) Guru mengajukan
permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. (4) Guru mengecek
pemahaman siswa dengan menyebut nomor dari masing-masing anggota kelompok untuk
menjawab.(5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (6) Guru memberi penghargaan
pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai dari skor
yang diperoleh.
G. Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran NHT
Menurut Reikson Panjaitan (2008), kelebihan dan kelemahan
model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: Kelebihan (a) Setiap siswa
menjadi siap semua. (b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
(c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan
(a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. (b) Tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. (c) Kendala teknis, misalnya
masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur kegiatan
kelompok.
Dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subyek
bukan obyek dan belajar lebih dipentingkan daripada mengajar. Disamping itu
siswa ikut berpartisipasi ikut mencoba dan melakukan sendiri yang sedang
dipelajari. Sedangkan dalam pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran aktif,
fungsi guru adalah menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa
berkembang secara optimal.
Penerapan model pembelajaran kooperatif NHT dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa akan lebih
baik karena siswa yang senantiasa menyelesaikan soal-soal latihan akan dapat
menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru secara baik.
Daftar
Pustaka
Ani,Tri
C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik,
O. 1983. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan.
1991. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together), (Online), http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head- together/. Diakses tanggal 24 Nopember 2011.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together), (Online), http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head- together/. Diakses tanggal 24 Nopember 2011.
Ibrahim,
M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Slameto.
1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar